Teman Tidur Mesra – Cerita Dewasa
Teman Tidur Mesra – Cerita Dewasa
Perkenalkan namaku Atmo. Seorang remaja tambun berusia 20 tahun (2006), berperawakan 167cm 80kg kulit sawo matang. aku menceritakan kisah asmara antara aku dan mantanku yang pada akhirnya harus berpisah setelah 3,5 tahun menjalin hubungan.
Setelah perpisahan itu, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa “no more mr. nice guy”. Intinya aku ingin menjalani peran sebagai bad guy dengan tipikal pemburu nafsu syahwat. Baiklah, cukup untuk pembukaannya. Langsung saja simak ceritaku berikut ini.
Saat itu menginjak 2 bulan sejak perpisahanku dengan Ana. Aku masih belum bisa melupakannya, terutama paras cantik dan kemolekan tubuhnya. Tapi bagaimanapun aku harus tetap maju, menyimpan erat memori masa laluku di tempat yang paling dalam.
Hari-hari kulalui dengan biasa. Menjadi mahasiswa semester 6 yang kerjaannya cuma kuliah, browsing materi tugas, main game, utak atik komputer dan koleksi bokep pastinya.
Hingga pada suatu saat di kelas Semiotic, pandanganku tertuju pada seorang mahasiswi yang sebenarnya sudah cukup lama kukenal dan dia pun mengenalku dengan baik. Tapi mungkin karena saat itu aku masih menjalin hubungan dengan Ana, sehingga aku tak begitu memperhatikannya. Sebut saja namanya Yuni, asli Jawa Timur tapi domisili Sumatra.
Memiliki kulit kuning langsat, bibir tipis, wajah yang manis khas gadis jawa. Dia memiliki bentuk tubuh yang ternyata wow banget, payudara besar dan bokong padat berisi. Tingginya hanya sekitar 155cm, tapi ternyata membuatnya tampak imut-imut. Ingin rasanya kuterkam dia dan kunikmati semalaman.
Memainkan payudaranya yang besar dan meremas-remas bokongnya. Memang semenjak putus dengan Ana aku semacam menjadi sex addicted. Tetapi saat itu aku belum berani untuk jajan. Takut akan tertular penyakit yang mematikan dan memalukan, HIV dan Raja Singa.
Aku pun mulai mengatur strategi agar bisa mendapatkannya. Pertama-tama masih di saat kelas Semiotic berlangsung, aku melemparkan secarik kertas bertuliskan ajakan makan malam. Beberapa saat kemudian, Yuni menoleh kearahku dan mengernyitkan dahi. Jawabannya adalah tidak, sembari menggelengkan kepalanya.
Saat itu rasa di dalam diriku bercampur aduk, antara malu, males, down, dan bener-bener ngerasa remuk (maklum gan, saat itu masih ababil n jones). Kelas pun usai dan saat akan keluar kelas aku tak berani menatap matanya, kecuali melirik dada dan bongkahan pantatnya saat ia berjalan mendahuluiku. Saat itu juga aku kembali bersemangat untuk bisa mendapatkannya. Akupun berkata dalam hatiku “harus bisa!!!”.
Beberapa hari kemudian, saat kami sedang menunggu jam pelajaran dimulai sambil berbincang-bincang di depan kelas, kuketahui kalau ternyata flash disk Yuni sedang error. Padahal, di dalamnya terdapat data-data dan tugas penting.
Cerita Dewasa – Teman Tidur Mesra
Pikiranku langsung menyampaikan sinyal bahwa inilah waktunya yang tepat untuk pendekatan, lebih tepatnya sih SSI. Saat itu juga kubuang jauh-jauh rasa maluku tempo hari dan mulai mendekatinya, menawarkan untuk mencoba merecovery data-datanya. Semula dia tak percaya kalau aku bisa melakukannya, tapi untunglah ada teman satu kosku yang kebetulan juga satu jurusan dan sekelas meyakinkannya.
Gayung pun bersambut, Yuni setuju untuk kubantu dan akan main ke kosku sore harinya. Akupun sangat gembira dan kelas hari itupun tak terlalu kupikirkan. photomemek.com Yang ada di pikiranku adalah segera pulang ke kos, beres-beres kamar, dan yang terpenting prepare sarung rasa buah dulu, tak peduli bisa lancar dalam sekali aksi ataupun tidak.
Akhirnya jadwal perkuliahan hari itu pun usai. Aku langsung bergegas menuju parkiran, kunyalakan stang bundarku dan langsung tancap gas menuju C*rcl* K untuk membeli sarung rasa strowbery dari f*esta dengan kategori ultra thin.
Persiapan usai dan akupun langsung pulang ke kos. Sesampainya di kos, aku langsung mempersiapkan komputerku dan mencari-cari software untuk merecovey data yang hilang. Tak beberapa lama software yang kubutuhkan pun ketemu.
Aku pun dengan santai dan tenang menunggu kedatangannya sambil merancang cara apa yang akan kugunakan untuk menikmati tubuh molek Yuni nantinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, akupun bergegas mandi dan beruasaha tampil sebaik mungkin. Mengenakan celana pendek dan kaos oblong kukira sudah cukup.
Pukul 14.15, Yuni mengirimkan pesan singkat bahwa ia akan berangkat dari kosnya di daerah Jakal. Lima belas menit menunggu akhirnya Yuni menelponku dan mengatakan bahwa ia sudah di depan kosku. Akupun keluar dan mempersilahkannya masuk.
Di kosku ini bebas menerima tamu, karena bapak kosku sendiri masih muda, berstatus mahasiswa swasta semester akhir. Lebih parahnya teman kuliahku (perempuan) setelah menginap di kamarku, pagi harinya pindah di kamar bapak kosku (kuceritakan pengalaman yang ini di lain waktu). Kembali pada Yuni.
Setelah kupersilahkan masuk, Yuni tanpa basa basi langsung menyodorkan flash disk nya dan berkata “nih flash disknya, beneran bisa kan?”.
Akupun tak banyak bicara, langsung saja kuambil dan ku cek terlebih dahulu apakah ada virus atau tidak. Sesaat kemudian setelah pengecekan usai akupun coba merecovery datanya, yang mana akan memakan waktu cukup lama. Akupun mulai melancarkan aksiku.
“Yun, ini kan nunggunya lama, kamu mau nonton film ngga?”, tanyaku.
“Emang film apaan mo?”, balas Yuni.
“Film komedi korea kok, kamu pasti suka.”, jawabku.
Awalnya dia ragu, tapi sesaat kemudian dia menjawab “hmmm, okelah, dari pada bosen nungguin prosesnya.”.
Akupun girang bukan kepalang, saat itu kuputar film Sex Is Zero. Pada awalnya kami nonton sambil tertawa. Pada saat menikmati film itu, akupun merubah posisi dudukku dibelakangnya tanpa disadari oleh Yuni yang masih menikmati film.
Hingga tiba saatnya adegan sepasang kekasih tengah melakukan hubungan seks, kulihat Yuni menyaksikannya tak berkedip dan tampak serius. Akupun memberanikan diri untuk memeluknya dari belakang.
Cerita Sex Mahasiswi – Teman Tidur Mesra
Tak ada respon dan tanda-tanda penolakan darinya. Akupun mengelus-elus bagian perutnya, Yuni masih tetap menyaksikan layar monitor. ceritaseksbergambar.com Perlahan namun pasti, usapanku beranjak naik ke arah dadanya, kuremas-remas lembut dan sesekali kuciumi tengkuknya. Yuni pun terpejam dan menikmatinya sambil tangannya mengelus pahaku.
Sesaat kemudian Yuni membalikkan tubuhnya menghadap diriku, aku berpikir mungkin dia sudah sadar dan akan menggamparku. Tapi ternyata perkiraanku salah. Yuni melingkarkan tangannya di leherku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Nafasnya terdengar memburu, sepertinya dia sudah tersulut nafsu birahinya dan ingin melakukan layaknya adegan seks seperti di film tadi. Benar saja, sesaat kemudian kami telah melakukan deep kiss, saling menjulurkan lidah dan saling melumat bibir.
Kuakui, Yuni sangat berpengalaman dalam hal ini. Dan dia juga sangat buas. Tanganku tak tinggal diam. Kusandarkan tubuhnya dikaki kiriku, sementara tangan kananku kembali bergerilya didadanya. Kuremasi bergantian kiri dan kanan.
Yuni mendesah “Ssshhhhh…..aahhhhssss……”.
Akupun mulai memasukkan tanganku melalui bagian bawah kaos yang dikenakannya. Hingga saat kutemukan yang kucari dibalik kaosnya, akupun langsung memilin-milin putingnya bergantian. Yuni pun tersentak dan menggeliat kegelian.
“Ahhhhkkkkksssa….enyyaaaaahhhkkkk mo…terhuuusssiii….n…”, racau Yuni.
Yuni yang telah terjebak dalam nafsu birahinya mulai mengelus bagian pahaku, naik menuju pangkal paha, kemudian berhenti tepat di tengah-tengah. Seperti menemukan mainan baru, Yuni kemudian mengelus-elus batang kejantananku dari luar.
“Ssshhh….geli Yun, aaaaakkhhh….tapi nikmat…”, desahku.
Tak tahan lagi, akupun langsung membaringkan Yuni dikasurku dan kulucuti semua pakiannya hingga hanya menyisakan bra dan celana dalamnya saja. Saat melihat pakaian dalamnya, aku semakin bernafsu karena Yuni saat itu memakai bra berwarna merah berenda dan celana dalam transparan berwarna senada dengan bra yang ia kenakan. Akupun tak mau menyia-nyiakan waktu. Langsung kulucuti juga semua pakaianku dan hanya menyisakan celana dalam.
Akupun memulai aktivitasku kembali dengan melakukan deep kiss lagi, tapi kali ini tanganku langsung menuju kebagian kewanitannya yang ternyata telah banjir, dan tanpa bulu.
Akupun langsung memasukkan tanganku ke dalam celana dalam merah yang Yuni kenakan. Kuelus-elus menggunakan jari telunjuk dan tengahku. Kumainkan tonjolan kecil di tengah-tengah liang kewanitaannya. Tak berapa lama Yuni langsung bergetar hebat dan tubuhnya melengkung keatas.
“Aaaaaaaahhhkkkkkk…..eennaaaakkkkk mo….”, lenguh Yuni. Nafasnya terengah-engah, ternyata ia baru saja mengalami orgasme pertamanya. Saat itu Yuni langsung menciumiku dengan membabi buta.
Yuni tak kuberikan kesempatan untuk beristirahat lebih lama lagi. Aku langsung melucuti seluruh pakaian dalam yang ia kenakan, begitupun dengan diriku. Mataku terbelalak saat melihat dada Yuni tanpa sehelai benangpun menutupinya.
Ternyata, Yuni memiliki payudara yang sangat besar dan membulat indah dengan puting kecil cenderung tenggelam berwarna cokelat muda. Yang pada akhirnya baru kuketahui ukurannya adalah 36C. Langsung saja tak kusia-siakan payudaranya dengan langsung mencumbunya.
Kukulum putingnya bergantian kiri dan kanan, hingga akhirnya putingnya tampak menonjol keluar dan mengeras. Lagi-lagi Yuni hanya dapat mengerang menerima perlakuanku itu.
“Ssshhhhh….geeelliii mo….enakkkkkhhhssss….”.
Sembari mulutku sibuk mencumbu payudaranya, tanganku tak tinggal diam untuk memainkan kembali bagian kewanitaan Yuni yang membuatnya semakin blingsatan. Yuni yang sedari tadi hanya merangkulku dan sesekali meremasi rambutku mulai menurunkan tangannya dan berusaha menggapai batang kejantananku yang gemuk dan sudah sangat tegang.
Akhirnya kamipun sangat menikmati rangsangan yang saling kami berikan. Yuni mengocok pelan batang kejantananku, sedangkan tanganku masih memainkan klitorisnya.
“Aaaahhhh….rrrrggghhhh…..sshshhhh….enaaakkkk…Yyyuunnn….”, erangku. “Akkkhuuu….juugggaa….ennnhhaaakkk….Mo….”, balas Yuni.
Bosan memainkan payudaranya yang sudah sangat tegang, akupun kembali mencari bibirnya dan kembali melakukan deep kiss. Kegiatan ini kami lakukan selama kurang lebih 15 menit, hingga tubuh Yuni tiba-tiba bergetar dan ternyata dia mengalami orgasme lagi.
Akupun menyudahi kegiatan rabaan kami itu.
Aku berbisik padanya, “mau permen ga yun? biar lebih fresh”.
“Boleh donk, mana?” jawabnya.
Akupun langsung berdiri dan mengambil sekotak f*esta rasa strowbery yang tadi kubeli dan langsung kupakaikan buat “Atmo jr.”.
“Nih Yun permennya”, ujarku sambil cengengesan.
Yuni pun kaget dan bersungut sambil berkata “huuuu….ini sih bukan permen, pentungan satpam ini sih!!!” sambil meraih batang kejantananku dan mengelus-elusnya lembut.
“Emutin aja Yun, enak kok, ini kan permen karet rasa strowbery, hehehe”, balasku.
“Hmmm…masa sih…tapi iya sih,aromanya strowbery.” jawab Yuni.
Mr Sange – Kumpulan Cerita Sex
Yuni pun semakin mendekatkan kepalanya pada batang kejantananku. Mulai menmpelkan mulutnya diujung kejantananku dan memejamkan matanya seperti sedang menikmati sesuatu yang belum pernah ia rasakan. Perlahan-lahan Yuni mulai menjulurkan lidahnya menjilati ujung kemaluanku.
Sesaat kemudian dia menatapku dengan tersenyum dan berkata, “iya, rasa strowbery mo, enak”.
“Tuh kan, aku ga bohong, ya udah sekarang coba kamu masukin mulutmu, tapi jangan dikunyah ya!!” jawabku sambil bercanda.
“Mana muat Mo, ini gede banget”, jawab Yuni masih sambil mengelus-elus kejantananku dan sesekali menjilatinya.
“Ssshhhh….hhhaaahhh….cobbaa ajjhaaa…gaakk usssaahhh dipaakkksaaainn…”, jawabku yang sedang menikmati jilatan-jilatan Yuni pada batang kejantananku. Akhirnya, lelah terus berdiri, akupun duduk disampingnya dan Yuni menyandarkan kepalanya dipahaku agar lebih leluasa memainkan batang kejantananku.
Puas menjilatinya, akhirnya Yuni mencoba untuk mengulumnya. Kulihat matanya menatap nakal ke arahku dan sesaat kemudian bibirnya yang tipis mulai melahap batang kejantananku hingga masuk setengahnya, dan kukira itu sudah mentok.
Benar saja, Yuni tak mampu membuka mulutnya lebih lebar lagi. Satu lagi fakta yang kudapat, bahwa kata orang, cewek jawa timur memiliki skill blow job diatas rata-rata. Benar saja, aku sampai merasakan ngilu diperlakukan seperti ini oleh Yuni. Dikulumnya batang kejantananku, dimainkan lidahnya mengitari kepala kejantananku, sesekali disedotnya dengan kuat.
“Aaaaarrrggghhhhh…..eennnnaaaakkkkk Yun….terussshhhh….”, erangku sambil tanganku meremasi payudaranya dengan gemas.
“Hhmmmpppffff….hhhmmpppfffhhh…ssllluurrrppp….sllluurrpppp….”, hanya itu yang kudengar dari aktivitas Yuni pada batang kejantananku.
Akupun menyudahinya karena takut pertahananku akan jebol jika kuteruskan aktivitas ini.
“Udah Yun, udah, gilaaa…enak banget Yun”, ujarku sambil mengangkat kepalanya dan mengecup bibirnya yang belepotan pelumas rasa strowbery.
Pantas saja Yuni suka, ternyata memang benar-benar berasa strowbery, gumamku dalam hati. Yuni pun tersenyum bangga karena hampir memenangkan satu set dariku.
Kini aku berganti posisi dengan membaringkan Yuni, sedangkan diriku perlahan beranjak turun ke bawah dengan mencumbunya dari atas.
Kuciumi dan kujilati daun telinganya yang membuatnya kegelian, turun ke arah bibirnya yang kukecup sesaat, kemudian lehernya yang jenjang kujilati dan kutinggalkan bekas “penjajahanku” disana. Semakin turun ke arah payudaranya yang besar dan kuciumi serta kukulum putingnya bergantian.
“Aaaakkkhhhhsssss…..terrruussshhhh….Mo….” desahnya.
Terus turun kearah perutnya yang sedikit berlemak dan lidahku menari-nari dipusarnya. Hingga pada akhirnya aku memandang takjub pada bongkahan vaginanya yang menggembung rapat tanpa ditumbuhi sehelaipun bulu kemaluan.
Tahu bila aku sedang memperhatian vaginanya, Yuni pun langsung menyilangkan pahanya dan berusaha menutupinya sambil berkata, “apaan sih Mo…diliatin sampe segitunya…malu tauk…”.
“Habisnya punyamu indah banget sih Yun, bikin aku tambah nafsu aja”, jawabku sambil berusaha untuk merenggangkan kakinya lagi.
Sesaat setelah Yuni membuka kembali kakinya dan akupun bersiap untuk mendaratkan bibirku di sana untuk menikmatinya, lagi-lagi Yuni merapatkan kakinya dan berkata,” mau ngapain Mo?”.
“Udah tenang aja, sekarang gantian aku yang bikin kamu enak deh”, jawabku.
“Jangan Mo, aku malu, lagian aku kan belum pernah digituin”, ujar Yuni.
“Kamu percaya aku deh, aku yakin ntar kamu pasti ketagihan”, rayuku.
MisterSange – Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru
Akhirnya perlahan-lahan Yuni pun membuka kakinya dengan lebar, akupun dengan perlahan merangsangnya dengan menciumi pahanya terlebih dahulu. Kemudian ciumanku berpindah ke pangkal pahanya, Yuni mulai mendesah dan mengelus-elus rambutku.
Puas merangsang Yuni pada pangkal pahanya, kini aku pun mulai meraba-raba vaginanya yang mulai lembab lagi. Kudekatkan wajahku ke arah vaginanya, kuhirup aroma wangi yang terpancar dari vaginanya. Kuamati sejenak, ternyata vaginanya benar-benar mulus.
Kumainkan vagina Yuni dengan jemariku, kusibakkan bibir vaginanya dengan kedua jari telunjukku kiri dan kanan. Terpampanglah bagian dalam vagina Yuni yang ternyata sudah sangat basah oleh cairan pelumasnya sendiri.
Kuperhatikan dengan seksama vagina yang merekah tersebut yang berwarna pink kemerahan, ternyata lubang vaginanya masih sangat rapat dan ada seperti selaput bening tipis sedikit menutupi lubang vaginanya.
Setelah puas mengobservasi vagina Yuni, kini saatnya mulut dan lidahku untuk bekerja. Dengan gerakan perlahan, kusapu belahan vagina Yuni dengan lidahku dari bawah ke atas. Tubuh Yuni langsung melenting ke atas menerima sapuan lidahku tadi.
Kepalanya terdongak, dan tangannya refleks menjambak rambutku. Yuni memekik tertahan, “Aaaakkkkkhhhhhhhhh……aaaaakkkkhhhhh……”.
Aku pun menghentikan kegiatanku sejenak dan bertanya, ” Kenapa Yun?”.
“Gapapa Mo, terus Mo, lanjutin aja, enak banget Mo, hhhh…hhh…hhh…”, jawabnya sambil terengah-engah.
Tanpa diminta dua kali, aku pun segera menuruti permintaannya. Lagi-lagi tubuh Yuni bergetar hebat dan mengerang “Aaaarrrggghhhh…..aaaaaaakkkkhhhhh…..terruussshhhh Mo….akkkhhuuuu kellluuaarrr laagggiii Mo….”, pekiknya sambil meremasi sendiri payudaranya, merasakan sensasi yang benar-benar baru baginya.
Aku yang masih belum puas menikmati vaginanya, terus menjilati dan kadang kala kuhisap dengan dalam klitorisnya sambil lidahku memainkannya. Kadang jilatanku turun ke bawah sampai ke lubang anusnya yang membuatnya menyerah telak terhadap perlakuanku.
“Aaaassshhhh…..udddaaahhh….Mo…., akkkhhuuuu gaaaaa thhhaaaahaaaannn Mo…..”, ujarnya sambil menarik kepalaku naik mendekat ke wajahnya dan dengan buas melumat bibirku.
Masih sambil berciuman dengan penuh nafsu, akupun memegang kejantananku dan memposisikannya agar siap memasuki lubang kenikmatan Yuni. Ketika kurasa sudah pas dan mencoba mendorongnya, aku merasa kesulitan. Seperti lubang perawan yang memang belum sekalipun ditembus oleh kejantanan pria.
Akupun berbisik padanya “Kamu udah pernah ML belum, Yun?”, tanyaku.
Yuni pun langsung menjawab “Udah sih sama pacarku, tapi baru sekali, itupun dia cepet banget keluarnya”, jawabnya dengan ekspresi kecewa mengenang persetubuhannya dahulu.
“Kamu cowok kedua yang bisa kaya gini sama aku, dan ini juga kali kedua kulakukan”.
Aku seperti tersulut semangatku, kuyakin kalau cowoknya dulu belum sempat penetrasi lebih dalam sehingga keperawanan Yuni masih terjaga. Karena pada saat aku memainkan lubang kenikmatan Yuni tadi, aku masih dapat melihat samar-samar seperti ada selaput tipis di dalamnya. Hatiku pun langsung bersorak.
“Hmmm perawan lagi, josss”, kataku dalam hati.
Akupun langsung ambil ancang-ancang untuk melesakkan kejantananku ke dalam lubang kenikmatannya. Kugesek-gesekkan batang kejantananku hingga menyentuh klitorisnya, hal tersebut langsung membuat vagina Yuni basah lagi dan diapun menggelinjang kegelian. Yuni terus merangkul leherku dan menciumi seluruh bagian wajahku hingga leher.
“Sshhhh….aahhh….enhhaaakk bhaaanngeeettt….Yun…”, desahku.
Yuni mulai meracau, “Yes honey, c’mon fuck me…aaahhh…like your penis very much….ssshhhhh….”.
Mendengar kata-katanya yang binal, dan baru kutahu kalau Yuni ternyata sangat liar, membuatku ingin segera membenamkan seluruh batang kejantananku di dalam vaginanya. Saat itu juga aku mulai melakukan penetrasi ke dalam vaginanya yang telah basah.
Aku memasukkan batang kejantananku perlahan-lahan, inchi demi inchi kunikmati penetrasi yang kulakukan, begitu juga dengan Yuni yang tampak sangat menikmati. Terbukti dengan desahannya yang semakin menjadi-jadi.
Cerita Dewasa Terbaru dan Terupdate 2020
“Akkkhhhhh….Mo, ayo Mo, masukin yang dalam, aku udah ga tahan Mo…”, pintanya.
Saat baru terbenam 3/4 nya, aku merasakan ada sesuatu yang menghalangi, kemudian aku memutuskan untuk mendiamkannya di sana beberapa saat. Saat itu aku menciumnya dan melumat bibirnya. Dengan harapan bila kumasukkan lebih dalam lagi dan dia merasakan sakit, ciumanku dapat meredam suaranya apabila Yuni menjerit kesakitan.
Beberapa saat kemudian, aku menghentakkan pinggulku maju secara tiba-tiba. Benar saja, Yuni langsung mengernyitkan dahi dan memejamkan rapat matanya serta dengan refleks menggigit bibirku yang sedang melumat bibirnya.
Kurasakan dinding vaginanya menegang dan saat itu juga kudiamkan batang kejantananku di dalamnya, agar vagina Yuni terbiasa menerima kehadiran benda asing di dalamnya.
Setelah Yuni mulai tenang, akupun melepaskan ciumanku dan bertanya, “masih sakit ga?”.
“Udah ngga kok, enak banget sekarang”, jawabnya.
Akupun memulai pertempuran kami yang sebenarnya dengan perlahan. Kupompa perlahan batang kejantananku di dalam vaginanya, naik turun dan kadang aku melakukan gerakan memutar, seperti sedang mengaduk minuman di dalam gelas.
“Aaakkkhhhssss….eeennnaaakkk…Mo…..givee meee moreee honey”, erang Yuni.
“Yessss….honeyyy….akkkhhhh…soo….waaarrmmm….”, akupun mendesah kenikmatan.
Keringat mulai membasahi tubuh kami, aku pun mempercepat pompaanku di dalam liang kewanitaan Yuni. Kutahu bahwa sebentar lagi Yuni akan mendapatkan orgasmenya lagi, hal itu terbukti dengan gerakan Yuni yang mulai tak teratur dan cengkraman tangannya yang menguat menekan bokongku agar bisa memasukkan batang kejantananku lebih dalam lagi.
“Aaaaakkkkhhhh yang cepet Mo….ssshhhhh…..faster….akhhuuu gaaaa tahhhhaaaannn Mo….aaaakkkkkkkhhhhhhhh…..ssssssshhhhhhh…..”, desahnya saat mengalami orgasme untuk entah keberapa kali.
Tak terasa kami sudah bercumbu selama hampir 2 jam, dan aku belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar. Sarung pelindung pun kulepas, kini aku berbaring disamping Yuni, meremasi payudaranya sembari memberikan kesempatan padanya untuk mengatur nafas.
“Hhh…hhh…hhh…gila Mo, enak banget Mo…”, ujar Yuni di sela-sela istirahatnya.
“Tapi aku belum keluar nih, bantuin donk, nanggung nih”, jawabku.
Tak mau menunggu lama, kini kumiringkan badan Yuni membelakangiku, dan segera kuposisikan untuk memasuki lubang kenikmatan Yuni dari belakang. photomemek.com Setelah kurasa posisinya pas, dibantu dengan tangan Yuni yang menggenggam kejantananku agar lebih mudah memposisikannya dengan lubang kenikmatannya, aku pun memulai penetrasiku.
Aku merasakan nikmat tiada tara dengan posisi ini. Batang kejantananku terasa seperti dipijat-pijat karena juga terjepit oleh bokong Yuni yang besar. Aku pun tak tahan untuk tidak mengerang.
“Arrrgggghhhhh…..sssshhhhh……eeennnhhaaaakkkkk bbaannngeeettt Yun”, desahku.
“Fuck me harder Mo, fuck me like i’m your bitch…..aaaaaakkkhhhhhh….”, Yuni lagi-lagi hilang kontrol dan menjadi semakin binal.
Satu hal yang kusuka dari posisi ini, kami sama-sama bisa bergerak aktif dan bagiku, aku dapat menjamah seluruh bagian tubuhnya mulai dari meremasi payudaranya dan memainkan klitoris Yuni. Saat aku menarik batang kejantananku, Yuni ikut bergerak maju.
Dan, saat aku bergerak maju, Yuni ikut menekankan bokongnya ke arahku sehingga batang kejantananku bisa mentok di dalam lubang kenikmatannya. Tiga puluh menit kami dalam posisi ini, hingga aku merasakan ada sesuatu yang hendak keluar dari ujung batang kejantananku.
Akupun memompa batang kejantananku di dalam vaginanya dengan cepat, tangan kiriku meremasi payudara Yuni, sedangkan jemari tangan kananku semakin nakal memainkan klitorisnya.
“Aaakkkhhhh….ssshhh….ayo Yun, sebentar lagi aku keluar….hhhhhhsssss….aaahhhh….”, erangku sambil dengan ganas menciumi tengkuk Yuni.
“Iiyyhhhaaaa Mo, akkhhuuu jjuuggghhhaaaa maaauuu kkeeelluuuaaarrrrr laaagggiii….aaaakkkhhhhh…..hhhaaaaaahhhhssss….”, erang Yuni menjadi-jadi akibat pompaan dan rangsangan yang kuberikan.
Beberapa menit kemudian, “aaaakkkkkkhhhhh…..aaaahhhhhsss…..shhiiitttt….i’m coming Mo….aakkhhuuu gggaaaakk tahaaannn…..aaahhhhh….”, Yuni keluar duluan diiringi dengan desahannya yang terdengar erotis ditelingaku.
“Aku juga mau keluar Yun, aaarrggghhhh….rrrrrrhhhhh…..”, erangku sambil kupercepat pompaanku.
Akhirnya, sesaat sebelum keluar, aku mencabut batang kejantananku dari dalam vaginanya dan langsung kutelentangkan Yuni. Kuminta Yuni untuk menjepitkan batang kejantananku diantara payudaranya yang besar, kugerakkan maju mundur di sela-sela payudara Yuni.
Yuni masih mendesah karena nafsu dan tak sabar menanti semprotan sperma dariku, “ssshhhh….hhhsss….ayo Mo….ssshhhh….”.
“Iya Yun, aaahhhsss…..rrrggghhhh….aaaakkkhhhuuuu keellluaarrrr un…..aaaarrrggghhhh…….crrroootttt….croootttt….croootttt…..crot…crot…crot……”, erangku saat akhirnya kumuntahkan spermaku didadanya dan sebagian mengenai wajah dan rambutnya.
Yuni pun tersenyum dan meraih batang kejantananku kemudian menjilatinya sampai bersih. Perbuatannya ini sungguh mengagetkanku, terlebih disaat Yuni menjilati lubang kencingku, hampir pingsan keenakan aku dibuatnya, sementara dia hanya senyum-senyum saja tanpa mau tahu ngilu seperti apa yang kurasakan atas perbuatannya.
Setelah nafas kami teratur, dan Yuni telah membersihkan diri dari bekas spermaku yang muncrat ke mana-mana, kamipun bergegas berpakaian. Karena tanpa disadari kami telah melakukan kegiatan ini selama kurang lebih 2 jam. Dimulai pada pukul 16.45 – 18.50.
Kamipun segera berpakaian, dan saat itu kulihat proses recovery sudah selesai, dan Yuni pun tambah gembira. Selanjutnya kami ngobrol sebentar, dan aku pun langsung bertanya, “kapan-kapan kita ulangi lagi percintaan tadi gak apa-apa kan?”.
Yuni langsung menjawab, “Mauuu…habis batangmu enak sih, sampe sesak penuh vaginaku…”. Akhirnya kami pun sepakat untuk mengulanginya lagi, dan berjanji untuk merahasiakan ini pada siapapun.
Setelah 10 menit mengumpulkan tenaga sambil ngobrol-ngobrol, kami pun pergi bersamaan untuk meninggalkan kosku dan mencari makan malam. Tak lupa sebelum kami pergi, aku menyempatkan menciumnya lagi dan mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang telah diberikannya padaku. Yuni pun hanya tersenyum.
Akhirnya kami pun pergi meninggalkan kosku dan tak lupa mampir untuk makan malam sebelum dia pulang menuju kosnya. Singkat cerita sesi makan malam pun usai dan tak ada perbincangan yang serius. Hanya canda tawa kami yang terdengar.
Setelah kejadian itu, kami selalu bersikap biasa apabila bertemu di kampus. Tapi kami menjadi luar biasa binal dan beringas apabila berdua saja di dalam kamar.
Hubunganku dengan Yuni akhirnya di bocorkan oleh seseorang. Seorang teman satu kos. Tapi untunglah Yuni tak marah padaku, bahkan terus berlanjut hingga kami lulus kuliah dan dia pulang kampung ke sumatera. Status kami tetap saja TTM, tak lebih. Teman Tidur Mesra…,,,,,,,,,,,,,,,,,,,